Menu

Kamis, 23 Mei 2013

Pengalamatan IP



Pengalamatan Dengan IP

  1. Overview 
Pengalamatan bertujuan bagaimana supaya data yang dikirim sampai pada mesin yang sesuai
(mesin tujuan) dan bagaimana hal tersebut dapat dilakukan oleh operator dengan mudah. Untuk itu
maka data dari suatu host (komputer) harus dilewatkan ke jaringan menuju host tujuan, dan dalam
komputer tersebut data akan disampaikan ke user atau proses yang sesuai. TCP/IP menggunakan
tiga skema untuk tugas ini :
      1. Addressing
IP address yang mengidentifikasikan secara unik setiap  host di jaringan, sehingga dapat
menjamin data dikirim ke alamat yang benar.
        2. Routing 
      Pengaturan gateway untuk mengirim data ke jaringan dimana host tujuan berada.
         3. Multiplexing 
Pengaturan nomor port dan protokol yang mengirim data pada modul software  yang benar di
dalam host. 
Masing-masing skema penting untuk pengiriman data antar dua aplikasi yang bekerjasama dalam
jaringan TCP/IP.
IP address berupa bilangan biner 32 bit dan ditulis sebagai 4 urutan bilangan desimal yang
dipisahkan dengan tanda titik. Format penulisan IP adalah :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx, dengan x adal ah bilangan biner 0 atau 1. Dalam
implementasinya IP  address ditulis dalam bilangan desimal dengan bobot antara 0 – 255 (nilai
desimal mungkin untuk 1 byte). IP address terdiri dari bagian jaringan dan bagian  host, tapi format
dari bagian-bagian ini tidak sama untuk setiap IP address.
Jumlah bit alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi jaringan, dan bilangan yang
digunakan untuk mengidentifikasi host berbeda-beda tergantung kelas alamat yang digunakan. Ada
tiga kelas alamat utama, yaitu kelas A, kelas  B, dan kelas C. Dengan memeriksa beberapa bit
pertama dari suatu alamat ,  software  IP bisa dengan cepat membedakan kelas  address  dan
strukturnya. Contoh kelas IP  address dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Berikut ini diberikan aturan yang membedakan kelas IP address  : 
       a. IP Address  kelas A : 
-         bit pertama dari IP  address adalah 0 
-         jadi jaringan dengan IP yang  byte pertamanya : 0 - 127 
-         hanya ada kurang dari 128 jaringan kelas A 
-         setiap jaringan ke las A bisa mempunyai jutaan host 
        b. IP Address  kelas B : 
-         bit pertama dari IP  address adalah 10 
-         jadi jaringan dengan IP yang  byte pertamanya : 128 - 191 
-         terdapat ribuan jaringan kelas B 
-         setiap jaringan kelas B bisa mempunyai ribuan host 
        c. IP  Address  kelas C : 
-         bit pertama  dari IP  address  adalah 110 
-         jadi jaringan dengan IP yang  byte pertamanya 192 - 223 
-         terdapat jutaan jaringan kelas C 
-         setiap jaringan kelas C hanya mempunyai kurang dari 254 host 
.       d. IP  Address  kelas D : 
-         bit pertama dari IP  address adalah 111 
-         nomor jaringan dengan IP yang  byte pertamanya lebih dari 223 
      -         merupakan  address yang dialokasikan untuk kepentingan khusus  
Tidak semua alamat jaringan dan alamat  host  dapat digunakan. Misalnya kita telah
membicarakan bahwa alamat dengan desimal  pertama lebih dari 233 dialokasikan untuk
kepentingan khusus. Dua alamat kelas A, 0 dan 127, juga dialokasikan untuk kepentingan khusus.
Jaringan 0 menunjukkan  route default  (digunakan untuk menyederhanakan aplikasi jaringan dengan
membiarkan host lokal dialamatkan dengan cara yang sama seperti remote-host digunakan ketika
mengkonfigurasi host) dan jaringan 127 sebagai  loopback-address . Selain itu juga ada beberapa
alamat  host yang disediakan untuk kepentingan khusus ini, misalnya 0 dan 255 dalam semua kelas
jaringan. Sebuah IP address dengan semua bi t hostnya 0 menunjukkan jaringannya sendiri,
misalnya 26.0.0.0 menunjukkan jaringan 26 dan 128.66.0.0 menunjukkan jaringan 128.66. Alamat
dalam bentuk ini digunakan dalam tabel routing  untuk menunjukkan seluruh jaringan. IP address
dengan semua bit  host  diset satu adalah broadcast address. Suatu alamat  broadcast digunakan
untuk alamat setiap  host dalam jaringan secara simultan. Alamat  broadcast untuk jaringan 128.66
adalah 128.66.255.255. 
2. Supernetting 
        Ada dua masalah yang saling berkaitan, antara pemberian suatu kelas alamat pada suatu
lembaga. Pertama kelas alamat yang diberikan lebih kecil daripada jumlah  host  yang akan
dihubungkan. Dan yang kedua sebaliknya, kelas alamat yang lebih besar dari  host yang akan saling
dihubungkan. Supernetting  berkaitan dengan metode untuk memanipulasi alokasi alamat yang
terbatas sedemikian sehingga semua  host  yang tersedia dapat dihubungkan ke jaringan. Jadi
supernetting  adalah menggunakan bit  mask alamat asal untuk membuat jaringan yang lebih besar
3. Subnetting
          Masalah kedua yang berkaitan dengan bagaimana membuat suatu alokasi alamat lebih
efisien, bila ternyata  host yang akan kita hubungkan ke jaringan lebih kecil daripada alokasi alamat
yang kita punyai. Yang jelas dengan menggunakan metoda subnetting, bit  host IP address direduksi
untuk subnet  ini. Sebagai contoh,  subnet mask  diasosiasikan dengan alamat kelas B standart adalah
255.255.0.0.  Subnet mask digunakan dengan memperluas bagian jaringan dari suatu alamat kelas
B dengan  byte  tambahan. Misalnya  sub mask  255.255.255.0 berarti dua  byte  pertama
mendefinisikan jaringan kelas B, byte  ketiga menunjukkan alamat  subnet, dan yang keempat baru
menunjuk pada host  pada  subnet  yang bersangkutan.  Masking yang  byte-oriented lebih mudah
dibaca dan diartikan, tapi sebenarnya subnet masking bersifat bit-oriented , jadi misalnya seseorang
bisa saja membuat  sub-mask  255.255.255.192. Tabel 2.1 mengilustrasi efek dari  subnet-mask 
terhadap bermacam-macam alamat jaringan :
IP Address                           Subnetmask                                      Interpretasi 
128.66.12.1                         255.255.255.0                                      Host 1 pada subnet 128.66.12.0
130.97.16.132                      255.255.255.192                               Host 4 pada subnet 130.97.16.128
192.178.16.66                     255.255.255.192                                Host 2 pada subnet 192.178.16.64
132.90.132.5                        255.255.240.0                                     Host 4.5 pada subnet 132.90.128.0
18.20.16.91                          255.255.0.0                                         Host 16.91 pada subnet 18.20.0.0
Tabel Efek Subnet Mask Terhadap IP Address

 Refensi :
http://www.oocities.org/wilianto_jh/gallery/tcp_dan_Pengalamatan_IP.pdf
ipV6=http://blog.stikom.edu/anjik/files/2012/08/IPv6.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar